Halaman

Jumat, 07 Desember 2012

7312 hari

7312 hari sebelumnya, dunia terasa seperti biasa. tak sedikit dari yang tersedia melangkahkan setiap aktivitasnya. segala keterbiasaan menjadi larut akan singgungan. setiap yang sudah berdiri merasa akan kekuatan, dan kelemahan, saat sekembalinya nanti mereka sudah mencicipi aromanya, mereka sudah menggeluti sentuhannya. kaki-kaki mereka menancap di bumi. tangan-tangannya menggapai langit. tubuhnya membaring dalam angin, tergesa, tergores akan pelukan kegoyahan. mereka, tak jarang genggamannya mengangkat butir-butir kepedihan. namun, ini lah dunia. setiap yang ada akan terseleksi dalam putarannya.

Jakarta '92, beberapa jam sebelumnya. wanita separuhbaya mencengkram tangannya. terasa di dalam perutnya akan kehidupan selanjutnya. sang suami, cerdas dan tanggap membawa istri (wanita separuhbaya) ke sebuah tempat bersalin, tak jauh dari rumah keluarga kecil itu. setibanya, wanita tersebut menyabarkan hati dan tubuhnya, untuk sadar akan kejadian yang akan menjadi bagian sejarah keluarga. dengan penuh harap, sang suami memanjatkan doa, memohon untuk keselamatan istri dan calon buah hatinya. waktu menjelang maghrib, tetesan darah mengalir dari rahim wanita tesebut, diiringi tangisan manusia kecil yang mulai menggema seisi rumah bersalin tersebut. tangis membiru dari manusia kecil yang mengiringi kebahagiaan keluarga. tak lama kemudian, sang ayah (suami wanita paruhbaya) meneteskan gemuruh adzan di telinga si kecil. berharap, suatu hari kelak si buah hati akan melakukan hal yang sama.

dunia menggugah asa, menyambut kehadiran manusia. janji ruh dengan Sang Pencipta telah terkalung dalam takdir. kini dia tak sendiri, mereka bersamanya, dalam kenyataan, dan dalam kehampaan. suara, harum, dan desakkan udara mengadaptasi manusia. manusia yang awam akan kehidupan.

tempat ini tidak berubah, terus bertambah. menumbuhkan segala kenangan. meghadirkan setiap bayangan. bersama mereka, dia terus tumbuh. mulai menancapkan kaki kecilnya yang buta. melayangkan tangan mungilnya yang tak peka. membaringkan tubuhnya yang mudah tergoyah. pijakkan demi pijakkan, genggaman demi genggaman, sandaran demi sandaran, telah ditapaki. menjadikannya lebih memahami alam ini.

seperti daun yang gugur, manusia menunggu gilirannya. berganti dunia, sekembalinya nanti. mereka mengajarkan, mereka mengenalkan. angan tak berhenti, menamparkan impian yang mulai terangkai. dia, tak kosong lagi. kini mulai terisi. hitam-putih dilewati, memilah dan memilih untuk keputusan dengan segala pelajaran. saat ini, di mana semuanya telah tergaris. mencoba menerka sisi dalam dari luar dunia. bisikan setiapnya mengetuk relung, mempengaruhi semuanya.

mereka semakin renta. hanya sisa kejayaan yang tertawa. mengembalikan harapan akan '92, di saat kebahagiaan itu terselip dalam tangis. tidak kini,  tangis itu terselip dalam bahagia. semua menunggu, semua bersiap. begitupun manusia kecil yang telah tumbuh besar. mereka akan tergantikan, mereka akan mewariskan. bersiaplah untuknya.

dia bukan pahlawan, yang menciptakan sejarah peradaban besar. dia bukan jagoan yang mengalahkan musuh-musuh besar. hanya, seorang. iya, seorang manusia yang mengguratkan rintik bahagia dan sedih dalam ingatan mereka akan dunia yang besar. seketika bernafas, seketika mengurangi usia. semua ini menuju, semua ini mengarah akan ke mana.

kuku-kuku renta terus terpotong dan tergantikan. rasa dan pikirannya masih memutar dalam kenyataan. tak seharusnya, apa yang telah dilakukan, ke mana si pengganti itu. lirih ini tak menggumam, terbisiknya dalam lunak. sadar akan keadaan, mau bagaimana lagi. mereka terlalu benci akan ketidaksemestian. namun, pengganti belum siap untuk memulai. dirinya masih terlalu membatu untuk mencairkan tempat. sekembalinya mereka nanti, apakah itu yang ditunggu? 

tentu tidak... betapapun luka nanti, akan tertutup oleh memori. memori yang membangkitkan segalanya. mengasah pedang, mengisi air lebih banyak. persiapan untuk matang melangkah. dan bersyukur dalam gugur. 

hal yang baru selalu ada untuk menutupi yang lama. tetapi tidak impian. ia kekal dalam harapan. dan mengembalikan akan tujuan awal.

kini, 7312 hari sejak '92. dunia semakin berekembang. seleksi semakin meradang. batu telah menjadi abu. kaki-kaki muda ini siap untuk menancap, tangan-tangan bugar ini siap untuk menggenggam. dan, tubuh mapan ini siap untuk tak mudah tergoyahkan. sekembalinya nanti sejak '92, apa yang telah diperbuat si pengganti? manusia yang terlahir saat itu...  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar