Memperhatikan percakapan orangtua dengan salah seorang saudara yang
sedang berkunjung ke rumah. Di siang hari yang mempertemukan kelembaban
udara yang sangat rendah bercampur dengan suara bising dari lingkungan,
menyulutkan hati dan ucapan seorang ayah yang merasa sangat bertanggung
jawab dengan keluarganya. Tiap letupan kata-kata yang keluar dari mulut
tuanya yang pedas namun sangat membuat hati ini bergetar mendengarnya.
Beliau menceritakan keluh kesahnya memimpin keluaraga ini, mulai dari
sulitnya membimbing buah hati yang telah beranjak dewasa, mengatur cara
istri menikmati tiap atuarannya yang menurutnya sudah sangat benar,
bahkan beliau menceritakan tentang kesulitannya saat ini menjadi tulang
punggung keluaraga. Pada dasarnya beliau memang sosok seorang ayah yang
sangat menyayangi keluarganya lebih dari dirinya sendiri. Namun, entah
mengapa rasanya jiwa dan raga ini kurang menerima pola-pola kasih sayang
yang dirajutnya dengan ikhlas. Komitmen adalah sebuah perkataan yang
direalisasikan tanpa kedustaan, dan dilakukan semata-mata karena Allah
SWT. Tuhanku Yang Maha Satu telah memberikan juataan, milyaran, bahkan
mungkin triliyunan kenikmatan pada hamba-Nya, salah satunya adalah
nikmat mengerti akan orang lain. Mengacu dari komitmen seorang ayah yang
dilanggar olehnya sendiri, menyebabkan hati ini seakan ingin mendobrak
rezim seorang ayah yang terlanjur berkuasa penuh dalam keluarga dengan
mengabaikan makna demokrasi keluarga ini. Benar, ayah yang satu ini
telah melangar komitmen yang diucapkannya sendiri kepada keluarga.
Penyimpangan itu semakin menjadi-jadi di kala usianya bertambah saat
ini, dan sebagai seorang anak yang tidak ingin menyakiti hati ayahnya
sendiri dengan menegurnya bahwa ia sudah melewati garis komitmen yang
telah diucapkannya, raga ini pun bungkam akan penyimpangan itu. Semua
ini dilakukan atas dasar rasa sayang seorang anak kepada ayahnya yang
tidak ingin meluruskan alur tujuan yang terasa sudah berbelok. Bahkan
ini semua dilakukan atas dasar ketakutan seorang anak akan hati orang
tua yang tersakiti bila mengomentari komitmennya yang sudah busuk di
dalam ucapannya sendiri. Jujur, perasaan ini tidak ingin membiarkan
bangkai yang ada, menjadi semakin busuk dan bernanah akibat kelakuannya
sendiri.
Hanya satu harapan dari pemerhati keluarga ini, berharap apa yang
dibicarakan dan apa yang dilakukan seorang seperti beliau, tidak menjadi
sia-sia dan tak bermakna di mata keluarga. Keluarga merupakan
orgnanisasi kecil yang menyimpan arsip terbanyak di dalam kehidupan, dan
tiap arsip yang disimpan memiliki banyak kenangan dan pelajaran lebih
dari milyaran bintang di galaksi bimasakti. Jadi tetaplah mengenang untuk
belajar menjadi pemerhati yang bisa diperhatikan, tanpa melihat
bagaimana sulitnya mengubah arah perhatian orang lain kepada diri ini.
_still be better than before_