Halaman

Jumat, 01 Februari 2013

Kotak Kecil

tepat dua tahun terakhir. diri ini merasakan sebuah penambah yang ada. penambah penerjemah di dalam sebuah arti, keluarga. mungkin tak banyak yang merasakan betapa lukisan itu terlihat nyata, di dalam angan, bahkan di atas tangan. aku lahir di dalam sebuah kotak kecil yang membesarkan citaku. aku tumbuh dan berkembang menyatu di dalamnya. kotak kecil itu tak terlalu sempit untuk bermain, bahkan terlalu luas untuk terlupakan nantinya. di tahun pertama ku di dalamnya, aku bertemu dengan orang-orang hebat yang ku yakin kelak akan menghebatkan diriku. waktu dan kejadian terus datang besahut-sahutan seiring dengan jalan perjuangan. namun, tempat ku dan mereka kembali selalu sama. iya, kotak kecil itu lah tempat aku dan mereka kembali, tempat beristirahat saat lelah berjuang, tempat berfikir saat bersiap tuk memulai perjuangan lagi, dan lagi. tak ingat berapa banyaknya memori yang tumpah dan tergenang di dalam ingatan ku. yang jelas kotak kecil ini telah banyak memberi arti di dalam memoriku.

hari berganti hari. tak ada satu hari pun yang terlahir sama setiap harinya. walau nama, tempat, waktu, dan akhir, tekadang selalu mengingatkan pada hari-hari sebelumnya. di tahun pertama itu, aku berlari sekencang mungkin, tanpa memeperhatikan lubang di depanku. aku percaya, bahwa saat aku terjatuh nanti, akan ada seorang kakak yang memperhatikanku, dan bahkan mnyembuhkanku saat aku terluka. aku senang bisa diperhatikan. aku bahagia bisa berada di tempat orang-orang yang selalu memperhatikan tiap langkahku.

di tahun kedua, fikiran dan angan pun seakan berubah menyeramkan. aku takut, aku belum bisa untuk kalian tinggalkan. siapa yang akan memperhatikanku saat aku terjatuh nanti? siapa yang akan menyembuhkanku saat aku terluka nanti ? seakan terasa tak siap. seperti daun yang gugur di dalam satu pohon, mereka orang-orang hebat yang satu tahun bersamaku, kini telah pergi, mereka akan berjuang di tempat yang lain. dan tersentak aku sadar. aku sendiri. kotak kecil itu kini benar-benar sepi. Ku lihat ke langit, betapa luas dan hebatnya orang-orang yang kini meninggalkanku. tapi aku yakin, mereka tak benar-benar pergi, bahkan mereka selalu memperhatikanku, dan menyembuhkanku, di saat keadaanku membawa mereka kembali dengan peran yang berbeda.

tak lama setelahnya, aku merasakan sebuah penambah untuk yang kedua kalinya. iya, kini kotak kecil yang sepi, perlahan ramai dan mulai menyenangkanku kembali. aku sadar, bahwa akan ada hal-hal yang lebih indah saat Tuhanku, Sang Pencipta keindahan mengambil indah-Nya dariku. di awal tahun kedua ku, aku memilki banyak adik yang kini haruslah aku yang memperhatikan mereka di saat mereka terjatuh, dan menyembuhkan mereka di saat mereka terluka. kini, aku memulai peran baru ku di kotak kecil ini. bait-bait cerita terus tercipta, seiring waktu dan kejadian yang terputar oleh sekenario Tuhan. lelah saat berjuang, penat saat berfikir. tapi terus kembali, lagi dan lagi, di sebuah kotak kecil, tempat kesukaan kami untuk mengistirahatkan sejenak bahu-bahu kami yang lelah.

perlahan waktu menyadarkanku, bahwa aku akan pergi seperti orang-orang yang ada di langit sebelumnya. aku akan meninggalkan kotak kecil ini untuk selamanya. dan untuk adik-adikku, terima kasih telah mengajarkanku akan sebuah arti perhatian. terima kasih telah mengajarkanku akan sebuah arti kegembiraan serta kesedihan. terima kasih telah mewarnai kanfas perjuangan ini. tegarlah dik ! jaga adik-adik kalian nanti ! terus ramaikan kotak kecil yang sepi ! suatu saat, kalian akan berada di saat aku sekarang berdiri, dan kalian juga akan berada di langit, tempat kami memperhatikan kalian dari kejauhan kelak. sekali lagi, terima kasih untuk dua tahun penuh makna ini, di sebuah kotak yang tak pernah terganti di setiap generasinya. departemen PSDM, Hima MP FIP UNJ.